Ada beberapa orang yang rela membayar mahal untuk ditakut-takuti, misalnya para pecinta film horor. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang cenderung menonton film horor jika adegan kekerasan di dalamnya dirasa bermanfaat saat menghadapi situasi dalam kehidupan nyata.
Para peneliti di University of Augsburg di Jerman dan di University of Wisconsin-Madison penasaran apa yang membuat beberapa orang begitu menikmati film-film horor. Penelitian yang dipresentasikan dalam Annual Conference of the International Communication Association ini juga ingin melihat, apakah motivasi menonton adegan kekerasan hanya demi kesenangan semata?
Dalam penelitian tersebut, sebanyak 482 orang berusia 18 - 82 tahun diminta melihat cuplikan film horor yang menampilkan berbagai tingkat kekerasan. Para peserta diminta menilai seberapa besar kemungkinan dan keinginannya menonton film dalam cuplikan dari awal sampai selesai.
Peserta juga ditanya pendapatnya mengenai seberapa sadis, provokatif dan menegangkan cuplikan film yang ditonton. Hasilnya menunjukkan bahwa kesenangan hanya sebagian dari tujuan orang menonton film horor. Orang cenderung menonton film horor jika dirasa bermanfaat dalam menghadapi situasi kehidupan nyata.
"Nampaknya penggambaran kekerasan yang dianggap bermakna dapat memupuk empati kepada para korban, kekaguman atas tindakan yang berani dan nilai moral ketika menghadapi kekerasan atau refleksi diri yang berkaitan dengan stimulus kekerasan," kata Anne Bartsch, peneliti dari University of Augsburg seperti dilansir The Guardian, Senin (1/4/2013).
Beberapa jenis film horor dan kekerasan juga menarik penonton karena dianggap menambah wawasan mengenai beberapa aspek kondisi manusia. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa para penonton sebenarnya tidak tertarik pada film horor karena unsur kekerasan di dalamnya, tapi lebih tertarik karena sensasi dan ketegangan di dalamnya.
Para peneliti di University of Augsburg di Jerman dan di University of Wisconsin-Madison penasaran apa yang membuat beberapa orang begitu menikmati film-film horor. Penelitian yang dipresentasikan dalam Annual Conference of the International Communication Association ini juga ingin melihat, apakah motivasi menonton adegan kekerasan hanya demi kesenangan semata?
Dalam penelitian tersebut, sebanyak 482 orang berusia 18 - 82 tahun diminta melihat cuplikan film horor yang menampilkan berbagai tingkat kekerasan. Para peserta diminta menilai seberapa besar kemungkinan dan keinginannya menonton film dalam cuplikan dari awal sampai selesai.
Peserta juga ditanya pendapatnya mengenai seberapa sadis, provokatif dan menegangkan cuplikan film yang ditonton. Hasilnya menunjukkan bahwa kesenangan hanya sebagian dari tujuan orang menonton film horor. Orang cenderung menonton film horor jika dirasa bermanfaat dalam menghadapi situasi kehidupan nyata.
"Nampaknya penggambaran kekerasan yang dianggap bermakna dapat memupuk empati kepada para korban, kekaguman atas tindakan yang berani dan nilai moral ketika menghadapi kekerasan atau refleksi diri yang berkaitan dengan stimulus kekerasan," kata Anne Bartsch, peneliti dari University of Augsburg seperti dilansir The Guardian, Senin (1/4/2013).
Beberapa jenis film horor dan kekerasan juga menarik penonton karena dianggap menambah wawasan mengenai beberapa aspek kondisi manusia. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa para penonton sebenarnya tidak tertarik pada film horor karena unsur kekerasan di dalamnya, tapi lebih tertarik karena sensasi dan ketegangan di dalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.