Dalam bulan ini, beberapa gunung berapi bergolak. Ada sekitar 20 gunung api yang saat ini dalam pengawasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ada 5 gunung berapi berstatus siaga, 15 gunung lainnya berstatus waspada. Mitosnya, meningkatnya aktivitas gunung berapi belakang ini dikaitkan dengan hal-hal di luar nalar. Tidak sedikit orang mengaitkan dengan akan ada pergantian pemimpin. Benarkah mitos tersebut?
Menurut Kepala PVMBG Surono, peningkatan aktivitas beberapa gunung api tidak ada kaitannya dengan apapun. Menurut dia, meningkatnya aktivitas gunung berapi hanya proses alamiah.
"Tidak ada kaitannya dengan pergantian pemimpin. Memang, aktivitas gunung tidak bisa diprediksi. Tugas kami akan memantau perkembangan," kata Surono atau biasa dipanggil dengan Mbah Rono, Selasa (4/9).
Menurut Mbah Rono, ada lima gunung api yang saat ini berstatus siaga. Kelima gunung itu adalah Gunung Karangetang (Sulawesi Utara), Gunung Lokon (Sulawesi Utara), Gunung Ijen (Jawa Timur), Gunung Soputan (Sulawesi Utara) dan Gunung Gamkonora (Maluku Utara). Sementara 15 gunung lainnya berstatus waspada.
"Indonesia memang negara paling banyak mempunyai gunung berapi. Ada 127 gunung berapi," ujar Mbah Rono.
Dia mencontohkan, akhir-akhir ini yang menjadi perhatian adalah Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Anak Krakatau. Aktivitas kedua gunung tersebut terus disorot media, jadi akhirnya seolah-olah ada yang aneh dengan aktivitas gunung tersebut.
"Ini hanya aktivitas gunung secara alamiah saja. Sekali lagi tidak ada kaitannya dengan yang lain. Dengan banyaknya pemberitaan, masyarakat akan teredukasi dengan aktivitas gunung," kata dia.
Ada beberapa tingkat dalam memahami aktivitas gunung. "Normal, waspada, siaga dan awas," ujar Mbah Rono.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.