Kepolisian Australia mendakwa seorang pria atas kasus pembunuhan seorang gigolo yang mengklaim dirinya sebagai vampir dan pernah diadili dalam kasus pemerkosaan. Pelaku pembunuhan ini baru bisa ditangkap selang 9 tahun setelah peristiwa tersebut terjadi.
Sang korban yang bernama Shane Chartres-Abbott (28) tewas tertembak di luar kediamannya di wilayah pinggiran Melbourne, Australia pada Juni 2003 lalu. Shane tewas ditembak oleh seseorang tak dikenal tepat di depan kekasihnya yang tengah mengandung.
Saat itu, Shane yang berprofesi sebagai gigolo ini tengah terjerat kasus pidana. Dia dituding memperkosa seorang pelanggannya dan menggigit lidah pelanggannya tersebut hingga putus. Terungkap pada persidangan bahwa Shane juga memberitahu pelanggannya kalau dirinya seorang vampir yang berusia 200 tahun dan membutuhkan darah untuk bertahan hidup.
Sejak saat itu, kepolisian setempat melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mencari dalang penembakan Shane. Hingga pada Selasa (7/8) waktu setempat, polisi menyatakan pihaknya membuat "terobosan penting" dalam kasus Shane, yakni dengan menangkap sang eksekutor, Warren Shae (40). Polisi pun menjerat Warren dengan pasal pembunuhan.
"Dakwaan yang dikenakan mengacu pada penyelidikan yang panjang dan sulit yang selama ini dilakukan oleh Kepolisian Victoria, dengan dibantu Komisi Pidana Australia," demikian pernyataan Kepolisian Australia seperti dilansir oleh
AFP, Selasa (7/8/2012).
Sementara itu, polisi masih memburu seorang pria yang diduga menjadi otak dari penembakan Shane ini. Pria bernama Mark Adrian Perry tersebut diyakini telah melarikan diri ke Thailand pada tahun 2009 silam setelah mengakui dirinya diburu polisi. Bahkan kepolisian Australia menawarkan imbalan sebesar 1 juta dolar Australia (Rp 10 miliar) bagi siapa saja yang bisa menemukan keberadaan Mark yang menjadi otak perencanaan pembunuhan Shane.
Kepolisian Australia sempat merasa kesulitan meneruskan penyelidikan kasus ini ketika Mark menghilang. Namun dengan penangkapan Warren ini, polisi meyakini bahwa Mark tak lama lagi akan bisa dibekuk.
"Pemerkosaan memang kejam dan sangat jahat, tidak ada yang membantahnya, tapi pembunuhan terhadap orang yang tengah diadili atas kasus pemerkosaan seperti itu jelas-jelas merusak sistem peradilan," ujar Asisten Komisioner Kepolisian setempat, Jeff Pope.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.