Minggu (16/9), pukul 06.00 WIB, sebuah lapangan di Jalan Lingkar Timur, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sudah kedatangan belasan orang pria. Bukan untuk jalan kaki atau lari pagi. Para pria yang kebanyakan sudah paruh baya itu membawa beragam miniatur pesawat terbang yang dioperasikan dengan remote control (RC).
Setelah sekitar 1 jam, jumlah kelompok itu bertambah banyak hingga mencapai 30 orang. Sebagian rerumputan dan jalan sisi lapangan pun sudah dipenuhi beragam pesawat RC yang mereka bawa, diantaranya Cessna, Boeing, Airbus, helikopter dan pesawat siluman.
Para pria itu menyebut diri sebagai pehobi aeromodelling. Mereka tergabung dalam Delta Aero Modelling Club Sidoarjo. Seperti yang terlihat hari itu, aeromodelling merupakan olahraga dirgantara yang terkait dengan perencanaan, perancangan, pembuatan, dan penerbangan pesawat. Pesawat udara yang dimainkan disebut juga pesawat model yang memiliki batasan ukuran, bentuk dan mesin tertentu.
Pesawat tak berawak untuk misi pengintaian militer tidak masuk katagori hobi tersebut. Pehobi aeromodelling yang tampak bersemangat pagi itu ialah Trumbus Rumboko. Pria berusia 42 tahun tersebut memiliki empat pesawat model, yakni Wing Dragon Sporter, Wilga, Cessna 182, dan T28 Trojan.
Bagi pegawai perusahaan perunggasan tersebut, aeromodelling menjadi cara jitu melepas penat. "Sulit dikatakan dengan kata - kata. Namun, yang pasti segala kepenatan urusan pekerjaan maupun masalah keluarga bisa terlupakan dengan mainan ini," kata Rumboko sambil tertawa. Kini, sudah dua tahun ia menekuni hobi permainan di udara itu.
Kata bosan untuk aeromodelling juga tidak ada di kamus Bagianto. Pengusaha layanan ekspedisi yang dianggap senior oleh pehobi lainnya itu bahkan mengaku hampir tiap hari menerbangkan pesawat mainannya. "Tangan saya akan gatal apabila tidak menerbangkan pesawat sehari saja," tukas pria yang akrab disapa Anto itu.
Meski begitu, untuk bisa mahir meliukkan pesawat di udara seperti yang dilakukan Rumboko dan Anto tidaklah mudah. Tantangan pehobi olahraga yang diperlombakan di Pekan Olahraga Nasional (PON) itu memang bukan sekedar memaju mundurkan dan membelokkan pesawat, tapi juga membuatnya tetap seimbang selama di udara.
Tombol - tombol untuk segala gerakan itu berbeda - beda sehingga jari harus lincah dan memiliki refleks yang bagus. Tantangan pun makin berat karena para pehobi juga harus bisa mengatasi angin yang bisa berubah - ubah. Jika tidak lincah, tentunya pesawat yang bisa dioperasikan hingga jarak 6 kilometer itu bisa jatuh berkali - kali. Sebab itu, Rumboko mengatakan sebelum mengemudikan pesawat model sungguhan, para pehobi pemula belajar lewat program simulator di komputer.
Tidak mengherankan, ketika sudah mahir, mereka pun bisa ketagihan setiap hari untuk menunjukkan keandalan melakukan berbagai trik terbang, termasuk terbang rendah, terbang berputar ke atas, hingga aksi seolah jatuh ke tanah. Jika melihat harga pesawat model di pasaran, hobi aeromodelling jelas tidak murah. Harga termurah pesawat WD Sporter berkisar Rp 1 juta, sedangkan helikopter model bisa mencapai Rp 15 juta.
Untuk menyiasati biaya, para pehobi aeromodelling memutar otak dengan membuat pesawat sendiri. "Kalau buat pesawat sendiri bisa hanya separuh harga beli di toko," tukas Prayit, anggota Delta. Berdasarkan tenaga penggeraknya, pesawat aeromodelling dibagi menjadi dua, yakni pesawat elektrik yang menggunakan baterai dan pesawat bermesin yang menggunakan bahan bakar.
Pesawat elektrik biasanya untuk pesawat ringan dengan berat kurang dari 1 kilogram, sedangkan model bermesin digunakan untuk pesawat dengan berat mencapai 6 kilogram. Pesawat bermesin menggunakan bahan bakar nitrometana, avtur, atau pertamax. Bahan bakar jenis terakhir lebih banyak dipilih karena mudah didapatkan.
Setelah sekitar 1 jam, jumlah kelompok itu bertambah banyak hingga mencapai 30 orang. Sebagian rerumputan dan jalan sisi lapangan pun sudah dipenuhi beragam pesawat RC yang mereka bawa, diantaranya Cessna, Boeing, Airbus, helikopter dan pesawat siluman.
Para pria itu menyebut diri sebagai pehobi aeromodelling. Mereka tergabung dalam Delta Aero Modelling Club Sidoarjo. Seperti yang terlihat hari itu, aeromodelling merupakan olahraga dirgantara yang terkait dengan perencanaan, perancangan, pembuatan, dan penerbangan pesawat. Pesawat udara yang dimainkan disebut juga pesawat model yang memiliki batasan ukuran, bentuk dan mesin tertentu.
Pesawat tak berawak untuk misi pengintaian militer tidak masuk katagori hobi tersebut. Pehobi aeromodelling yang tampak bersemangat pagi itu ialah Trumbus Rumboko. Pria berusia 42 tahun tersebut memiliki empat pesawat model, yakni Wing Dragon Sporter, Wilga, Cessna 182, dan T28 Trojan.
Bagi pegawai perusahaan perunggasan tersebut, aeromodelling menjadi cara jitu melepas penat. "Sulit dikatakan dengan kata - kata. Namun, yang pasti segala kepenatan urusan pekerjaan maupun masalah keluarga bisa terlupakan dengan mainan ini," kata Rumboko sambil tertawa. Kini, sudah dua tahun ia menekuni hobi permainan di udara itu.
Kata bosan untuk aeromodelling juga tidak ada di kamus Bagianto. Pengusaha layanan ekspedisi yang dianggap senior oleh pehobi lainnya itu bahkan mengaku hampir tiap hari menerbangkan pesawat mainannya. "Tangan saya akan gatal apabila tidak menerbangkan pesawat sehari saja," tukas pria yang akrab disapa Anto itu.
Meski begitu, untuk bisa mahir meliukkan pesawat di udara seperti yang dilakukan Rumboko dan Anto tidaklah mudah. Tantangan pehobi olahraga yang diperlombakan di Pekan Olahraga Nasional (PON) itu memang bukan sekedar memaju mundurkan dan membelokkan pesawat, tapi juga membuatnya tetap seimbang selama di udara.
Tombol - tombol untuk segala gerakan itu berbeda - beda sehingga jari harus lincah dan memiliki refleks yang bagus. Tantangan pun makin berat karena para pehobi juga harus bisa mengatasi angin yang bisa berubah - ubah. Jika tidak lincah, tentunya pesawat yang bisa dioperasikan hingga jarak 6 kilometer itu bisa jatuh berkali - kali. Sebab itu, Rumboko mengatakan sebelum mengemudikan pesawat model sungguhan, para pehobi pemula belajar lewat program simulator di komputer.
Tidak mengherankan, ketika sudah mahir, mereka pun bisa ketagihan setiap hari untuk menunjukkan keandalan melakukan berbagai trik terbang, termasuk terbang rendah, terbang berputar ke atas, hingga aksi seolah jatuh ke tanah. Jika melihat harga pesawat model di pasaran, hobi aeromodelling jelas tidak murah. Harga termurah pesawat WD Sporter berkisar Rp 1 juta, sedangkan helikopter model bisa mencapai Rp 15 juta.
Untuk menyiasati biaya, para pehobi aeromodelling memutar otak dengan membuat pesawat sendiri. "Kalau buat pesawat sendiri bisa hanya separuh harga beli di toko," tukas Prayit, anggota Delta. Berdasarkan tenaga penggeraknya, pesawat aeromodelling dibagi menjadi dua, yakni pesawat elektrik yang menggunakan baterai dan pesawat bermesin yang menggunakan bahan bakar.
Pesawat elektrik biasanya untuk pesawat ringan dengan berat kurang dari 1 kilogram, sedangkan model bermesin digunakan untuk pesawat dengan berat mencapai 6 kilogram. Pesawat bermesin menggunakan bahan bakar nitrometana, avtur, atau pertamax. Bahan bakar jenis terakhir lebih banyak dipilih karena mudah didapatkan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.