Oleh: Sunavip Ra Indrata
Kita tetap menjadi Underdog. Tidak apa-apa. Kita tetap FIGHT meski kita tidak punya pemain pengganti. Soal menang atau kalah itu urusan nanti. Terpenting tampil ALL OUT. "its okey. We must FIGHT."
Seorang wartawan jepang bertanya ke Miro, apa dalam sesi latihan boleh diliput wartawan?? Coach hanya tersenyum "kamu lihat sekarang atau besok sama saja. Pemainku cuma itu. Tapi kami datang dengan jiwa Singa." katanya bangga.
Wartawan itu melongo "JIWA SINGA?" dia bertanya, "Ya jiwa singa yang pantang menyerah sekalipun harus berhadapan lawan yang tangguh ."Kami datang bukan sebagai PECUNDANG." Jawab Coach Miroslav Janu mantap
Ketika di ruang ganti , beberapa saat sebelum kick off, Miro juga menyampaikan hal itu kepada pemain. Pemain Arema, pantang menyerah. Apapun keadaannya kalah menang, bukan tujuan akhir. Tapi bagaimana menghadapi sebuah pertandingan dengan harga diri!!
Benar juga sekalipun kala itu Arema harus kalah 0-3. Tapi standing ovation bergemuruh ketika skuad Arema meninggalkan lapangan. Bahkan Takashi Selizuka pelatih Kawasaki Frontale hanya bisa geleng-geleng kepala melihat penampilan Arema.
"Timmu sangat bagus. Aku tidak mengira Arema bisa tampil semangat. Padahal mereka tidak punya pemain (pengganti) dan beberapa pemain aku lihat dalam kondisi cedera. Aku Hormat pada AREMA," kata dia. Perlu di ketahui, saat Arema Indonesia vs Kawasaki Frontale, Arema hanya membawa 12 pemain!
Pelatih yang tidak bisa diajak kompromi tapi memiliki jiwa provokator ulung. Pelatih yang punya pendirian tegas tapi memiliki jiwa yang sangat sensitif. Lihat saja saat Arema harus kehilangan Emanuel Serge di pramusim. Yakni ketika kaki Serge dipatahkan Bhio Pauline defender Persipura di ajang Yusuf Cup XII di Makassar.
Dia menangis di bench pemain. Bahkan dia tak mampu melihat Serge yang tengah ditandu untuk dilarikan kerumah sakit. Dia meminta Tony HO mengawal serge. Kemudian saat Serge kembali ke hotel dua hari berselang, dia orang pertama memeluk pemain.
Sebelumnya, Miroslav Janu meninggal dunia, Kamis (24/01) di Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya. Meninggalnya Miro disebabkan oleh serangan jantung. Miro sempat direncanakan menjalani operasi jantung. Namun, takdir berkata lain.
"Indonesia sangat kehilangan beliau. Dia pelatih yang bisa memberikan inspirasi untuk sepakbola Indonesia," Media Officer Arema, Sudarmaji.
"Miro sangat luar biasa menanamkan filosofi sepakbola Indonesia dengan mengangkat potensi anak-anak muda. Arema juga merasakan hal ini. Terakhir, beliau membawa Arema menjadi runner-up juara ISL."
RIP# coach MIROSLAV JANU
- salam 1 jiwa -
Kita tetap menjadi Underdog. Tidak apa-apa. Kita tetap FIGHT meski kita tidak punya pemain pengganti. Soal menang atau kalah itu urusan nanti. Terpenting tampil ALL OUT. "its okey. We must FIGHT."
Seorang wartawan jepang bertanya ke Miro, apa dalam sesi latihan boleh diliput wartawan?? Coach hanya tersenyum "kamu lihat sekarang atau besok sama saja. Pemainku cuma itu. Tapi kami datang dengan jiwa Singa." katanya bangga.
Wartawan itu melongo "JIWA SINGA?" dia bertanya, "Ya jiwa singa yang pantang menyerah sekalipun harus berhadapan lawan yang tangguh ."Kami datang bukan sebagai PECUNDANG." Jawab Coach Miroslav Janu mantap
Ketika di ruang ganti , beberapa saat sebelum kick off, Miro juga menyampaikan hal itu kepada pemain. Pemain Arema, pantang menyerah. Apapun keadaannya kalah menang, bukan tujuan akhir. Tapi bagaimana menghadapi sebuah pertandingan dengan harga diri!!
Benar juga sekalipun kala itu Arema harus kalah 0-3. Tapi standing ovation bergemuruh ketika skuad Arema meninggalkan lapangan. Bahkan Takashi Selizuka pelatih Kawasaki Frontale hanya bisa geleng-geleng kepala melihat penampilan Arema.
"Timmu sangat bagus. Aku tidak mengira Arema bisa tampil semangat. Padahal mereka tidak punya pemain (pengganti) dan beberapa pemain aku lihat dalam kondisi cedera. Aku Hormat pada AREMA," kata dia. Perlu di ketahui, saat Arema Indonesia vs Kawasaki Frontale, Arema hanya membawa 12 pemain!
Pelatih yang tidak bisa diajak kompromi tapi memiliki jiwa provokator ulung. Pelatih yang punya pendirian tegas tapi memiliki jiwa yang sangat sensitif. Lihat saja saat Arema harus kehilangan Emanuel Serge di pramusim. Yakni ketika kaki Serge dipatahkan Bhio Pauline defender Persipura di ajang Yusuf Cup XII di Makassar.
Dia menangis di bench pemain. Bahkan dia tak mampu melihat Serge yang tengah ditandu untuk dilarikan kerumah sakit. Dia meminta Tony HO mengawal serge. Kemudian saat Serge kembali ke hotel dua hari berselang, dia orang pertama memeluk pemain.
Sebelumnya, Miroslav Janu meninggal dunia, Kamis (24/01) di Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya. Meninggalnya Miro disebabkan oleh serangan jantung. Miro sempat direncanakan menjalani operasi jantung. Namun, takdir berkata lain.
"Indonesia sangat kehilangan beliau. Dia pelatih yang bisa memberikan inspirasi untuk sepakbola Indonesia," Media Officer Arema, Sudarmaji.
"Miro sangat luar biasa menanamkan filosofi sepakbola Indonesia dengan mengangkat potensi anak-anak muda. Arema juga merasakan hal ini. Terakhir, beliau membawa Arema menjadi runner-up juara ISL."
RIP# coach MIROSLAV JANU
- salam 1 jiwa -
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.